Gresik//suaraglobal.co.id Sedekah bumi merupakan kearifan lokal sangat identik dengan perayaan seni budaya, di sisi lain juga identik dengan mengadakan doa berjamaah agar wilayah desa semakin aman, tentram, dan sejahtera. Hal tersebut merupakan tradisi yang melekat pada masyarakat Jawa. khususnya, 04//05//2025
Dalam tradisi sedekah bumi atau bersih desa, bermacam-macam seni budaya dihadirkan dan dipertontonkan sebagai hiburan untuk warga desa, salah satu contoh di Desa Kambingan, Kecamatan Cerme, tepatnya di Aula Desa Kambingan, terdengar suara gamelan dan alunan tembang sinden (penyanyi Jawa) yang mengikuti alunan musik gamelan menambah suasana gayeng (tenang), tentrem (aman), gemah ripah loh jinawi (sejahtera selamat dunia dan akhirat).
Sejumlah rangkaian acara sedekah bumi bisa juga disebut ruwatan desa (bersih desa), dilaksanakan mulai pukul 13:00 WIB hingga selesai. Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Desa Kambingan, tokoh masyarakat, ulama, dan seluruh warga masyarakat Desa Kambingan Kecamatan Cerme.
Warga (Burhan) dengan senyum sumringah menghadiri dan mengikuti prosesi sedekah bumi, mulai dari lokasi makam leluhur hingga acara puncak yaitu pagelaran wayang kulit dengan Ki dalang Suparno dari Karangandong.
“Sedekah bumi ini perayaan untuk mensyukuri nikmat rejeki, baik kesehatan maupun rejeki hasil pertanian yang melimpah. Kami (warga) secara pribadi sangat senang karena antar warga bisa guyub (kompak) rukun, saling bergotong royong, sehingga tercipta desa yang tenteram dan sejahtera,” ujar Burhan.
Kepala Desa Kambingan (Iskandar) didampingi tokoh masyarakat dan warga saat menggelar do’a bersama serta nonton bareng pagelaran wayang kulit Ki dalang Suparno menyampaikan bahwa kegiatan ruwat desa atau sedekah bumi merupakan agenda tahunan pasca panen raya. Jadi sedekah bumi ini diselenggarakan setiap tahun. Kecamatan Sekaran Gelar Napak Tilas Serta Ziarah Makam Leluhur
“Alhamdulillah, warga masyarakat Desa Kambingan, Kecamatan Cerme, semangat dan kompak. Warga lebih mengedepankan kegotong royongan, keguyub rukunan, saling membahu dalam kegiatan positif. Budaya kearifan lokal ini akan terus dilestarikan, agar desa semakin maju, semakin berdaya, sehingga warga yang bertani semakin bisa berswasembada pangan, seperti yang di cita-citakan oleh leluhur pendahulu Desa Kambingan,” pungkas Kades Iskandar. (cak kandar)