Lamongan//suaraglobal,co.id,
Sebuah peristiwa memilukan menggetarkan hati warga, seorang pria dilaporkan hilang dan diduga terjun ke sungai Bengawan Solo dari Jembatan Cincin Lama, pada hari Minggu (4/5/2025)
Situasi mendung yang menyelimuti kota wingko Babat di kagetkan ketika ada kabar duka yang menyebar dari tepian sungai Bengawan Solo.
Seorang saksi mata mengaku melihat sosok manusia berdiri termenung di sisi jembatan, sebelum akhirnya melompat dan menghilang ditelan derasnya arus Bengawan Solo,
Dalam hitungan jam, berita itu menyebar luas, memicu gerak cepat dari berbagai pihak.
Tanpa menunda waktu, tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Lamongan, Polsek Babat, dan Tim Trantibum Kecamatan Babat segera diterjunkan ke lokasi.
Di bawah komando darurat, mereka memulai operasi pencarian menyusuri aliran sungai dan memantau sepanjang bantaran.
Perahu karet dikerahkan, drone pemantau diterbangkan, dan warga setempat turut memberikan informasi demi mempercepat pencarian.
“Kami berusaha maksimal. Meskipun arus sangat deras dan cuaca tidak menentu, kami tidak akan menyerah,” ujar salah satu anggota BPBD.
Sungai Bengawan Solo, yang selama ini menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar, kini menjadi saksi dari tragedi yang membekas.
Banyak warga berkumpul di sekitar jembatan, sebagian berdoa, sebagian lain menatap kosong ke permukaan air yang terus mengalir, seolah berharap sang korban akan muncul kembali dalam keadaan selamat.
Jembatan Cincin Lama yang menghubungkan dengan Kabupaten Tuban merupakan peninggalan kolonial yang sudah lama menjadi ikon di Babat.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, lokasi ini kerap disebut-sebut sebagai titik rawan.
Meski hari terus berganti, harapan belum padam. Warga, aparat, dan relawan terus berjaga dan berusaha mencari keberadaan korban dalam keadaan apapun.
Tenda darurat didirikan, logistik disiapkan, dan pencarian dilanjutkan dengan menyisir area yang lebih luas.
Suara mesin perahu bercampur dengan lantunan doa-doa yang lirih, menciptakan suasana yang menyentuh hati siapa pun yang hadir di sana.
“Semoga dia segera ditemukan, apapun keadaannya. Keluarganya pasti sangat menunggu kabar,” ucap seorang ibu paruh baya yang datang dari desa sebelah hanya untuk menyampaikan doa.
Peristiwa ini bukan hanya tragedi pribadi, melainkan juga pengingat akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, solidaritas antar warga, dan kesiapsiagaan aparat dalam situasi darurat.
Jembatan Cincin Lama kini bukan hanya simbol masa lalu, tapi juga menjadi saksi bisu perjuangan manusia menghadapi cobaan hidup.
Pencarian masih terus berlangsung. Tim gabungan tak kenal lelah, warga tetap berharap, dan alam dengan segala rahasianya masih menyimpan jawabannya. (cak kandar)