Lamongan//suaraglobal.co.id
Di jaman digital ini banyak pemuda yang enggan untuk menjadi seorang petani milenial karena banyaknya pemuda yang kecanduan dengan gadget sehingga pemuda sekarang malas untuk aktifitas di luar karena mereka lebih asyik dengan dunia maya.
Momen hari santri nasional tahun 2025 ini beda dengan sebelumnya, setelah upacara Hari Santri Nasional, Yayasan Aisyatu Wahidah Desa Banjaran Maduran mengadakan workshop dengan tema “Meningkatkan ekonomi guru dan murid dari sampah berserakan menuju ladang cuan”.
“Acara tersebut di promotori oleh SMK model AIWA Banjaran” ujar H. Rasmian (selaku pengawas sekolah Kabupaten Lamongan). Beliau memberikan motifasi dan penggerak sentra di Lamongan bahkan di luar provinsi karena beliau bekerjasama langsung bersama Polda Jatim dan Kampus Unesa.
Beliau berserta team Sentra mengatakan ada peluang besar di Yayasan Aisyatul Wahidah Desa Banjaran karena sesuai instruksi langsung dari Presiden ke-8 untuk mengembangkan ketahanan pangan bagi rakyat Indonesia, karena di Yayasan Aisyatul Wahidah Banjaran akan di tempati dapur MBG ( Makan Bergizi Gratis ) di situlah ada peluang bagi guru dan murid akan berperan aktif memanfaatkan limbah dapur di jadikan Sentra.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif pemerintah untuk meningkatkan gizi peserta didik agar mendukung tumbuh kembang optimal dan prestasi belajar. SMK Aisyatul Wahidah Maduran, sebagai salah satu sekolah anggota SENTRA (Sekolah Nasional Tangguh untuk Ketahanan Pangan Rakyat), memiliki potensi besar untuk mengintegrasikan program MBG dengan kegiatan ketahanan pangan dan pemberdayaan komunitas sekolah.
Melalui konsep Sekolah SENTRA MBG, kegiatan makan bergizi tidak hanya dipandang sebagai rutinitas konsumsi, tetapi menjadi bagian dari pendidikan kontekstual, pemberdayaan ekonomi, dan pembangunan budaya hidup sehat dan berkelanjutan.
Kemudian model implementasi program yaitu melakukan penanaman kemudian panen, setelah itu akan masuk ke dapur MBG, setelah masuk dapur akan disajikan, kemudian di konsumsi siswa/murid, lalu pengelolaan sampah dijadikan kompos dan proses penanaman dilakukan kembali.
Ini akan menjadi makanan sehat dan bergizi bagi anak anak. Neng