Uncategorized

Dari Obrolan Warung Kopi Menjadi Art Space

73
×

Dari Obrolan Warung Kopi Menjadi Art Space

Sebarkan artikel ini

Yogyakarta // suaraglobal.co.id – Siapa sangka, dari obrolan ringan di sebuah warung kopi, lahirlah sebuah ruang seni yang kini benar-benar hadir di tengah denyut budaya Yogyakarta. Pada Sabtu, 25 Oktober 2025, jam 19:30,sebuah tempat bernama Blangkon Art Space resmi dibuka di komplek Bisnis Perumahan Citra Grand Mutiara, Jalan Jogja–Wates Km.9 Gamping, Sleman.

Semua bermula dari percakapan santai antara beberapa seniman dan sahabat seni, yang ternyata menyimpan satu kerinduan bersama: menghadirkan ruang baru untuk berpameran, berdialog, dan menyalakan kembali semangat berkarya. Dari gelas kopi yang berembun dan tawa yang lepas, ide itu tumbuh pelan-pelan, hingga akhirnya menjelma menjadi ruang nyata yang hari ini diresmikan dengan pameran perdana bertajuk “Pandangan Pertama.”

Pameran yang dibuka oleh Nasirun dan GM Angkasa Pura ini, menghadirkan sejumlah seniman senior yang telah lama memberi warna bagi perjalanan seni rupa Yogyakarta dan Indonesia. Di antaranya: Ambar Pranasmara, Astuti Kusumo, Budi Ubrux, Dodot Daulat, Hananta, Hanafi K. Sidhartha, Joko Gundul Sulistiono, Komroden Haro, Lully Tutus, Lidwina Riestanti, Nasirun, Toni Al, Yuli Kodo, dan YulHendri.

Tak berhenti di situ, pameran ini juga menampilkan kolaborasi lintas generasi lewat “Feat 10 Artists”, yang diisi oleh para perupa muda: Aldo Aprilian W, Don Bosco Laskar, Hokky Syahdu, Landha Bellamora, Mujiharjo, Mulyo Gunarso, Rangga Jalu Pamungkas, Rizal Kuzma, Syifa Ramadhani, dan Yusi Amalia F.

Dalam catatan kuratorialnya, Kuss Indarto mengangkat kisah klasik Petrarch dan Laura—tentang pandangan pertama yang berkesan dan tak terlupakan—sebagai metafora bagi momen lahirnya ruang seni baru ini. “Pandangan pertama,” tulisnya, “adalah momentum yang bisa mengubah banyak hal; baik di dunia cinta maupun di dunia seni.”

Blangkon Art Space hadir bukan sekadar ruang pamer, tapi juga ruang perjumpaan. Tempat di mana seniman muda dan senior saling menatap, berdialog, dan berbagi energi. Ia menjadi rumah bagi gagasan, eksperimen, dan keberanian untuk menapaki jalur baru di tengah semesta seni rupa Yogyakarta yang tak pernah kehabisan ide.

Dari obrolan warung kopi, kini menjadi ruang yang hidup—sebuah simbol bahwa kreativitas sejati selalu menemukan jalannya sendiri. Dan di hari yang hangat ini, Blangkon Art Space memulai pandangan pertamanya kepada dunia, dengan semangat dan harapan baru yang menyala di setiap dindingnya.

(Ss)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *