Hiburan

Grand Opening Sanggar Sekaring Jati Putro, Upaya Nyata Melestarikan Kesenian Wayang Topeng Jatiduwur

105
×

Grand Opening Sanggar Sekaring Jati Putro, Upaya Nyata Melestarikan Kesenian Wayang Topeng Jatiduwur

Sebarkan artikel ini

Jombang//suaraglobal.co.id — Senin, 21 Juli 2025 — Kesenian tradisional khas Kabupaten Jombang kembali memperoleh ruang apresiasi dan penguatan melalui peresmian Sanggar Sekaring Jati Putro di Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben, Jawa Timur. Acara grand opening ini berlangsung semarak dan disambut hangat oleh masyarakat serta berbagai unsur pemerintahan, seniman, akademisi, dan tokoh budaya.

Hadir dalam acara tersebut, antara lain Anom Antono, S.Sn., Pamong Budaya Ahli Muda Subkoordinator Nilai Budaya dan Sejarah dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, yang memberikan sambutan sekaligus dukungan atas inisiatif pelestarian budaya ini. Turut hadir Kasi Sosial dan Budaya Kecamatan Kesamben, Kepala Desa Jatiduwur Subardi beserta perangkat desa dan BPD, serta Dr. Setyo Yanuartuti, M.Si., budayawan sekaligus akademisi dari Universitas Negeri Surabaya, bersama para tokoh seniman lokal.

Sebelum acara peresmian, hadirin disuguhkan dengan penampilan tari-tarian tradisional sebagai bentuk penghormatan atas kekayaan seni budaya lokal. Acara dipandu dan dipimpin langsung oleh Yayak Uswanto, selaku pendiri sekaligus pengelola sanggar.

Dalam sambutannya, Anom Antono menyoroti pentingnya upaya pelestarian Wayang Topeng Jatiduwur, yang merupakan warisan budaya khas Jombang dengan nilai historis dan filosofis yang tinggi. “Wayang Topeng Jatiduwur merupakan kesenian yang memadukan unsur tari, musik, rupa, dan teater. Ciri khasnya adalah para penari mengenakan topeng dan didampingi oleh dalang, sehingga menghadirkan pertunjukan yang unik dan sarat makna,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa Wayang Topeng Jatiduwur telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia sejak 2018, dan sejak itu, berbagai program pelestarian telah digalakkan—mulai dari pentas berkala, pelatihan bagi generasi muda, hingga pengembangan motif batik bertema wayang topeng sebagai ekspresi visual budaya lokal.

“Pelestarian budaya bukan hanya tugas pemerintah. Dibutuhkan kolaborasi antara seniman, masyarakat, dan akademisi. Kehadiran sanggar ini adalah bukti nyata bahwa masyarakat Jatiduwur sadar dan peduli terhadap warisan budaya mereka,” tegas Anom.

Sanggar Sekaring Jati Putro Pimpinan Yayak Uswanto diharapkan menjadi pusat pengembangan seni tradisi yang tidak hanya menyuguhkan pertunjukan, namun juga menjadi tempat belajar dan berproses bagi generasi penerus. Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi, kehadiran sanggar ini menjadi benteng pertahanan budaya sekaligus ruang ekspresi komunitas seni lokal.

Dengan semangat gotong royong dan dukungan berbagai pihak, Desa Jatiduwur menegaskan posisinya sebagai penjaga budaya sekaligus penggerak transformasi sosial berbasis kearifan lokal. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat jati diri masyarakat dan memberi kontribusi nyata bagi pelestarian budaya nasional.

REPORTER : HERLAMBANG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *