Peristiwa

Korban CSI Serta Dugaan CTC Jilid 2 Tidak Kunjung Selesai

253
×

Korban CSI Serta Dugaan CTC Jilid 2 Tidak Kunjung Selesai

Sebarkan artikel ini

Pihak Korban Lapor Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Indramayu//suaraglobal.co.id — Gelombang kekecewaan dan kemarahan kembali membara di kalangan ribuan anggota Keluarga Besar Cakrabuana Sukses Indonesia (KB-CSI) PT. CSI (Cakrabuana Sukses Indonesia). Sembilan tahun lebih berlalu sejak kasus dugaan penipuan investasi bodong yang menggemparkan jagat pada tahun 2016, harapan para korban untuk mendapatkan kembali uang mereka, yang ditaksir mencapai triliunan rupiah kian menipis tak kunjung selesai. 16 mei 2025.

Di acara kunjungan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di desa Dadap Indramayu ada kesempatan untuk menyampaikan unek-unek dan puncak kekesalan para anggota CSI yang ingin bertemu dengan KDM pada hari Rabu (14/05/2025) dalam acara kunjungan KDM di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu. Para anggota korban CSI dan CTC, ingin bertemu dengan Gubernur, KDM Gubernur Jawa Barat, di harapkan ada angin segar membantu masyarakat Indramayu yang terkena dampak dugaan penipuan investasi bodong, dengan harapan dapat menyampaikan aspirasi harapan baru untuk segera membantu pihak korban secara langsung, Keluh kesah dan meminta bantuan perlindungan serta keadilan Kepada Gubernur Jawa Barat semoga bisa segera terselesaikan.

Sebut saja Carita, salah seorang anggota CSI yang tampak emosional, mengungkapkan kekecewaan yang begitu mendalam atas janji-janji manis yang dilontarkan oleh Yahya selaku mantan CEO PT. CSI. Janji pengembalian dana, baik sebelum maupun sesudah masa tahanannya pada saat diproses hukum dirinya meminta kepada semua anggota untuk berdamai dengan cara akan mengembalikan uang masing-masing angota akan tetapi Yahya mengingkari perjanjian yang sudah di sepakati bersama, menurut nara sumber Nastiyo asli Indramayu merupakan dari bagian korban. Yahya dinilai hanya sebagai “Bualan omong kosong belaka nyatanya sampai detik ini belum ada satupun omongannya terbukti”, ungkapnya.

“Dulu Yahya dengan jargon ‘Aman, Prospektif, dan Menguntungkan’ begitu meyakinkan kami. Tapi nyatanya, sampai hari ini kami hanya merasakan pahitnya penipuan,” ujar Carita dengan nada kesal yang diamini oleh ratusan anggota lainnya.

Keyakinan semua korban kini semakin kuat bahwa bisnis CSI yang dijalankan Yahya diduga kuat hanyalah sebuah rekayasa untuk memperkaya diri sendiri dan lingkaran terdekatnya. Ketidakjelasan dan ketidak transparanan pengelolaan dana anggota yang mencapai angka fantastis menjadi sorotan media, yang tak kunjung terjawab hinga hari ini.

Penderitaan para anggota CSI sungguh memilukan. Banyak diantara mereka yang harus berjuang melawan stres berat, jatuh sakit akibat tekanan batin, hingga kehilangan harta benda karena terjerat hutang setelah investasi bodong ini merenggut segalanya. Rumah-rumah terpaksa disita, kesehatan fisik dan mental terganggu. Ironisnya tak sedikit pula yang meninggal dunia dalam penantian keadilan yang tak pasti.

Di tengah ketidak pastian serta kejelasan yang pasti, nasib dana triliunan rupiah tersebut, korban kembali dikejutkan dengan munculnya program baru bernama CTC (Cakra Treder Comoniti) Jilid 2. Program yang diduga memiliki skema serupa ini justru kembali mengecewakan dan menambah luka anggota CSI yang merasa kembali menjadi korban penipuan.

Kondisi ini semakin parah memperburuk keadaan korban CSI yang telah bertahun-tahun hidup dalam ketidakpastian. Mereka sangat berharap adanya tindakan tegas dari pihak berwenang untuk mengusut tuntas keberadaan dana anggota yang hilang, menyeret dalang di balik penipuan ini ke meja hijau, dan memberikan keadilan yang selama ini mereka nantikan.

Kedatangan mereka ke kediaman keluarga KDM adalah bentuk keputusasaan sekaligus harapan terakhir untuk didengar dan dibantu dalam memperjuangkan hak-hak mereka. “Kami berharap kepada Gubernur Jawa Barat bisa membantu serta dapat menyelesaikan masyarakat Jawa Barat Dedi Mulyadi sepucuk surat telah diberikan kepada ajudan guna menjadi pengaduan terakhir” tutup Nastiyo (DS).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *