Jombang//suaraglobal.co.id – Tagline “Jombang Santri The Root of Java” yang baru-baru ini disampaikan langsung oleh Bupati Jombang kembali menuai sorotan. Salah satu kritik tajam datang dari tokoh muda Jombang Faizuddin FM yang akrab disapa Gus Faiz, yang dikenal aktif mengawal kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, terutama jika dinilai tidak selaras dengan prinsip demokrasi dan keadilan sosial.
Menurut Faizuddin FM, penambahan diksi “The Root of Java” dalam tagline tersebut dinilai tidak mencerminkan nilai-nilai filosofis, historis, maupun sosiologis masyarakat Jombang. Ia menilai, pengumuman slogan tersebut juga tidak disertai dengan naskah akademik yang seharusnya menjadi dasar penguatan makna dan relevansi slogan tersebut.
“Tagline atau slogan kabupaten bukan sekadar rangkaian kata, tetapi harus mengandung makna mendalam yang mencerminkan identitas, nilai historis, filosofis, sosiologis, dan aspirasi masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gus Faiz menegaskan bahwa sebuah slogan daerah yang bernilai dan berkarakter harus melalui kajian akademik yang komprehensif. “Naskah akademik sangat penting untuk memastikan keabsahan dan kesesuaian slogan dengan konteks lokal. Ia harus menjadi landasan teoritis, hasil kajian empiris, serta mencakup analisis mendalam terhadap sejarah dan budaya daerah,” imbuhnya.
Gus Faiz juga menanggapi alasan Bupati yang menyebutkan bahwa penambahan frasa “The Root of Java” bertujuan agar dapat dipatenkan secara legal, mengingat istilah “Kota Santri” sudah digunakan oleh enam daerah lain. Ia mempertanyakan mengapa tidak cukup menambahkan kata “Jombang” di depan istilah tersebut.
“Kalau memang ingin berbeda dan unik, kenapa tidak memakai ‘Jombang Kota Santri’? Saya yakin, jika ditambah kata ‘Jombang’, maka tidak akan tumpang tindih dengan daerah lain. Itu akan lebih mencerminkan identitas lokal,” kritiknya.
Ia menilai, keputusan Bupati menggunakan frasa “The Root of Java” tampak dipaksakan tanpa landasan yang kuat. “Saya meminta Bupati untuk menjelaskan secara terbuka makna filosofis, historis, dan sosiologis dari tagline tersebut, lengkap dengan naskah akademiknya. Ini penting sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat Jombang,” pungkasnya.
REPORTER : HERLAMBANG