Kediri//suaraglobal.co.id – Proyek pembangunan drainase di Desa Sambirejo, RT 01 RW 003, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, menuai sorotan tajam dari warga. Alih-alih membawa manfaat, pelaksanaan proyek justru dinilai menimbulkan keresahan serta merugikan masyarakat sekitar.
Sejak awal, warga mengaku kecewa karena pekerja lokal tidak dilibatkan. Padahal, banyak pemuda desa yang sedang menganggur. Namun, kontraktor justru mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah.
“Kami hanya jadi penonton. Padahal ini proyek di desa kami, seharusnya pemuda sini diberi kesempatan kerja,” keluh seorang warga, Sabtu (6/9/2025).
Masalah pengawasan proyek juga menjadi sorotan. Mesin molen dibiarkan tanpa penjagaan, sehingga menimbulkan kekhawatiran jika terjadi kehilangan atau kerusakan.
“Kalau molen itu hilang, jangan sampai warga yang dijadikan kambing hitam,” ujar warga lain dengan nada gusar.
Dari segi teknis, pengerjaan drainase dianggap tidak rapi dan mengabaikan aspek keselamatan. Sisa material berserakan tanpa segera dirapikan, membuat jalan kotor, becek, dan licin saat hujan. Kondisi ini dinilai membahayakan pengendara serta memicu kemacetan, lantaran tidak ada petugas yang mengatur lalu lintas di sekitar lokasi proyek.
Lebih ironis lagi, warga mengaku dibebani untuk membuat jembatan kecil di depan rumah masing-masing agar bisa keluar-masuk.
“Itu seharusnya tanggung jawab pelaksana proyek, bukan dilempar ke warga,” tegas salah seorang warga.
Menurut warga, praktik seperti ini mencerminkan lemahnya pengawasan serta bertentangan dengan prinsip transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
Hingga berita ini diturunkan, redaksi masih berupaya mengkonfirmasi pihak kontraktor maupun pemerintah desa terkait berbagai keluhan masyarakat Sambirejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Bersambung…
REPORTER : HERLAMBANG
