Yogyakarta/ suaraglobal.co.id ~ Tiga wajah Boeng Karno terlukis pada sebuah kanvas.
Ketika pertama kali melihat lukisan itu, di Monggang Studio, beberapa waktu yang lalu, saya sempat tertegun.
Sejenak mengamati, lantas menemukan bagian yang cukup menarik perhatian, di pojok kiri bawah bidang kanvas, terdapat gambar seekor burung Merpati yang kedua kakinya mencengkeram sehelai surat.
Pesan yang dibawa oleh merpati dalam surat itu, entah siapa pengirimnya, berisi kalimat :
“Boeng…, Sepuluh Pemuda yang dulu kau cari kini korupsi…!”
Yosefin Banyu, seorang Aktor Teater dan Perupa, menampilkan 3 wajah Ir. Soekarno dalam 1 kanvas yang sama.
~ “Three In One ?”
~ “Biar ngirit kanvas saja, Pak !”, guraunya.
~” Berapa lama ngerjainnya ?”
~” Ngerjakannya nggak lama. Yang lama itu mengumpulkan uang buat beli cat dan kanvasnya…!
Susah nyari uang. Uang dari rakyat yang di kelola negara, banyak yang dicaplok pejabat korup dan menyengsarakan rakyat…!
Seniman cuma bisa rebutan recehan…”, ujarnya seraya tertawa tergelak.
Kami, beberapa seniman yang waktu itu kebetulan ngumpul di Monggang Studio milik Joni Asman, Sewon, Bantul, Yogyakarta, sedang mempersiapkan sebuah acara.
Dan disela kegiatan itu, saya melihat lukisan karya Yosefin Banyu itu.
~ ” Ini belum selesai, Pak. Sembilan Puluh persenlah (90%)” imbuhnya.
~”Ada target kapan harus selesai ? Barangkali ngejar deadline nyiapkan karys buat pameran ?”
~”Nggak, mengatasi kebutuhan perut dululah.
Kan biar konsen dan fokus, nglukis kan butuh kenyang, bisa ngopi, bisa ngerokok…baru bisa manther berkarya…!” candanya.
Meski disampaikan secara bercanda, apa yang diungkapkan Yosefin Banyu itu cukup mewakili pandangan para seniman, bahwa untuk bisa fokus berkarya, terlebih dulu harus mengatasi kebutuhan prioritas sehari – hari.
Memang tak bisa di pungkiri, kesulitan ekonomi yang di alami bangsa ini, lebih diakibatkan para pejabat penyelenggara pemerintahannya mayoritas melakukan korupsi. Hal ini sudah sejak lama terjadi, dan hingga kini, sulit dibasmi.
***
Diantara berisik obrolan teman – teman
yang memperbincangkan dampak korupsi yang semakin merajalela dan negara tak kunjung mampu memberantasnya, ingatan saya pun melayang jauh ke masa lalu dimana saya sering membaca buku – buku yang memuat informasi tentang Sang Proklamator itu.
Saya kembali mengamati lukisan karya Yosefin Banyu . Sengaja tidak menanyakan padanya , apa yang terbersit dalam benak sewaktu muncul ide untuk melukis Boeng Karno dengan wajah yang berbeda pada sebuah kanvas yang sama itu.
Meski saya bukan seorang kurator atau pengamat seni, saya ingin menikmati sebuah karya lukis, dengan cara saya sendiri.
Menurut saya, Lukisan ini memiliki beberapa interpretasi dan pesan. Tentu saja tergantung pada perspektif dan konteksnya. Buat saya, tafsir dan pesan lukisan itu demikian :
Lukisan Wajah Boeng Karno#1, terbingkai pigura nampak menempel di dinding dekat jendela kaca.
[ini menyiratkan bahwa Ir. Soekarno yang mengenakan busana resmi dengan ciri khas peci dan stelan jas lengkap dengan kemeja dalam dan dasinya, itu menunjukkan bahwa ia masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia]
Boeng Karno #1 seakan sedang memandangi Boeng Karno# 2 yang berada pada posisi di depannya.
[ Foto Boeng Karno#1 memandangi sosok pribadi Boeng Karno#2, yang tangan kirinya memegang palet cat, dan tangan kanannya memegang kuas. Boeng Karno#2 sedang melukis dirinya sendiri di bidang sebuah kanvas dihadapannya]
Boeng Karno#3 nampak dalam pose duduk di sebuah bangku, dengan kedua telapak tangan ngapurancang,dan posisi kaki bersilang. Busana yang dikenakan juga busana resmi.
Disudut kiri bawah kanvas nampak ada seekor burung Merpati Pos. Di kaki burung itu terdapat sehelai surat dengan tulisan :
“Boeng, Sepuluh Pemuda yang dulu kau cari, sekarang malah korupsi…”
Agaknya pesan ini yang ingin disampaikan oleh Yosefin Banyu pelukisnya.
• Kesan multidimensionalitas
Tiga wajah Ir. Soekarno itu menggambarkan kepribadian dan peranannya sebagai :
~ presiden: Proklamator dan Presiden Ke I Republik Indonesia.
~ pemimpin ; Sosok Pribadi seorang Pemimpin Bangsa, yang dalam banyak hal bisa menjadi suri tauladan bagi bangsanya.
~ seniman. Diluar tugas dan tanggung jawabnya sebagai Negarawan, Ir.Soekarno adalah juga seorang Seniman. Beliau selain menulis juga melukis.
• Pesan tentang identitas : Lukisan ini sepertinya menyampaikan pesan tentang identitas Ir. Soekarno yang kompleks dan beragam, mencakup aspek :
~ politik,
~ seni, dan ~ kepemimpinan.
• Simbolisme tentang peran ganda :
Tiga wajah Ir. Soekarno dapat melambangkan peran ganda yang diembannya sebagai Presiden, Pemimpin dan Seniman, menunjukkan bahwa ketiganya nya tidak saling eksklusif.
• Refleksi tentang kreativitas : Gambar Ir. Soekarno yang sedang melukis dirinya sendiri, dapat merefleksikan kreativitas dan inspirasi yang mengalir dalam dirinya, baik sebagai seniman maupun sebagai pemimpin.
Lukisan ini dapat menjadi representasi visual yang kuat tentang kompleksitas dan multidimensionalitas Ir. Soekarno sebagai tokoh sejarah dan seniman.
Apa Boeng Karno seorang Pelukis ?
Menurut berbagai sumber literasi, Ir. Soekarno memang memiliki hobi melukis dan meninggalkan beberapa karya lukisan.
Perihal ini bisa kita ketahui dari beberapa informasi tentang literasi terkait Ir. Soekarno dan karya lukisnya :
1.Buku “Ir. Soekarno : Pelukis dan Karya-Karyanya”.
Buku ini membahas tentang karya-karya lukisan Ir. Soekarno dan proses kreatifnya sebagai pelukis.
2.Karya lukisan Ir. Soekarno. Beberapa karya lukisan Ir. Soekarno yang terkenal antara lain “Pemandangan Alam”, “Potret Wanita”, dan “Komposisi Abstrak”.
3.Gaya lukisan Ir. Soekarno : Gaya lukisan Ir. Soekarno cenderung ekspresionis dan impresionis, dengan penekanan pada warna dan komposisi.
4.Pengaruh lukisan terhadap kepemimpinannya :
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa hobi melukis Ir. Soekarno mempengaruhi gaya kepemimpinannya yang kreatif dan visioner.
Literasi tentang Ir. Soekarno sebagai pelukis dapat memberikan wawasan tentang kepribadian dan kreativitasnya yang beragam.
***
Hemat saya begitu. Dan sebuah pertanyaan yang bagi saya cukup mengganggu, siapa kiranya yang mengutus burung merpati dan mengirim sehelai surat untuk Boeng Karno dalam lukisan karya Yosefin Banyu itu ?
Jika boleh berharap, mumpung sekarang ini bulan Agustus , dimana seluruh warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sedang menyambut, menyongsongHUT KEMERDEKAAN KE 80, 17 Agustus 2025 mendatang, saya ingin melihat ada lukisan serupa, dimana sang merpati membawa surat menyampaikan kalimat :
“Boeng…, sepuluh pemuda yang dulu kau cari, kini mulai bermunculan siap mengabdikan diri bagi bangsa dan negara. Mereka akan membawa Nusantara Raya menjadi mercusuar dunia…!”, itu sebuah impian seorang seniman. Barangkali juga merupakan dambaan segenap Warga Negara dan Bangsa Indonesia.
Tulisan Tito Pangesthi Adji.