Lamongan//suaraglobal.co.id
Wanita sekira usia 60 an asal Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan, saat mendiang suaminya masih hidup Marfuah membuka usaha toko dirumahnya.
Akan tetapi setelah suaminya dipanggil Yang Maha Kuasa, Marfuah harus menghidupi dirinya bersama putrinya yang masih berusia 14 tahun dengan berjalan kaki puluhan kilometer berjualan minyak wangi keliling yang dibelinya dari Surabaya.
Saat Marfuah berjalan kaki untuk menjajakan dagangannya, bertemulah dengan Ipda Purnomo di pinggir Jalan Jombang. Dengan tangisan sedih Marfuah menceritakan keluh kesah perjalanan hidupnya yang harus menyusuri jalan menjajakan minyak wangi dengan penghasilan Rp. 30.000 selama seminggu.
“Saya berjualan dua kali seminggu, kalau tidak capek ya sampai tiga kali” ungkap Marfuah dengan nada sedih.
Tentu, penghasilan itu tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, apalagi harus menyekolahkan putri semata wayangnya.
Ipda Purnomo mengantarkan Marfuah ke rumahnya, sekaligus ingin mengetahui kebenaran keterangan yang didapat saat bertemu Marfuah di jalan.
Sesampainya di rumah Marfuah Ipda Purnomo menemukan sebuah kenyataan yang miris dengan kehidupan Marfuah. Keterangan tetangganya juga membenarkan apa yang disampaikan Marfuah.
“Beliau benar dagang minyak wangi dengan berjalan kaki, karena penghasilannya tidak mencukupi dia (Marfuah) juga sering hutang ke tetangga, dan semua tetangga merasa kasihan” ungkap seorang ibu dengan mata berkaca-kaca.
Ipda Purnomo memohon doa dari semua tetangga, akan berusaha membantu Marfuah agar bisa membuka usahanya kembali.
“Mohon doanya kita dapat bertemu kembali di rumah ini, dan kami bersama orang-orang baik akan membantu Bu Marfuah agar bisa membuka tokonya kembali dan tidak perlu dagang keliling dengan berjalan kaki” tutupnya. Neng
